KELAHIRAN KEDUA (5)
Kelahiran adalah hal pasti yang terjadi sebelum kematian itu sendiri. Meski bagiku ia akan menjadi sia-sia jika kematian tersebut akan berakhir tanpa meninggalkan kenangan sedikitpun pada dunia.
Tetapi persetan pada dunia. Pada dasarnya kelahiran adalah keharusan menuju kematian yang sama harusnya bukan?!
Mari berbicara lebih banyak dan mengular.
Seseorang bisa saja tak mendapat kesempatan dilahirkan hingga ia tak merasakan mati lebih lama dari yang lain.
Apa ia masih bisa lahir kembali?
Tidak ada jaminan.
Semua pertanyaan soal itu hanyalah sekumpulan teori yang terus terulang dari abad satu ke abad berikutnya-abad berlalu, pertanyaan tak menemukan jawabannya.
Apakah aku perlu untuk lahir kembali agar segala pertanyaan dan resah yang ada di sini menemui jawab dan muaranya?
Tidak juga.
Kelahiran kedua yang kumaksud lebih kepada bagaimana aku bisa hidup lagi setelah penderitaanku yang sedikit berhasil meremukkan tulang-tulang dan memutus syaraf-syarafku ini.
Sesuatu tampak mustahil di sini.
Memang.
Kita kerap merasa mati-seperti mati jika dihadapkan pada penderitaan dari masa ke masa seolah hal itu tak habis-habis.
Penderitaan tak memiliki ujung juga pangkal.
Seharusnya begitu.
Jadi bagaimana dengan kesedihan dan kematian yang berganti kebahagian dan kelahiran?
Bagaimana aku mengatakan pada dunia bahwa sepertinya aku menjadi manusia baru setelah penderitaan panjang yang kualami?
Pertanyaan kembali bermunculan, tetapi aku masih ingin berpikir.
Ya, itu seperti terlahir kembali; penderitaan telah habis, masa telah berganti, dan kehidupan baru telah dimulai.
Kehidupan-aku telah siap.
Rumah Ibu, Desember 2022
Komentar