PENDERITAAN TAK BERUJUNG (9)

Kemiskinan sampai kapanpun mungkin benar akan menjadi sesuatu yang paling menyakitkan sepanjang hidup jika tanpa bergerak menuju perubahan.

Dan hari ini-atau ya sejak beberapa tahun yang lalu aku telah bertekad untuk sebuah perubahan tetapi kadang takdir tampaknya  membelakangiku.

Ada lagi yang lain selain kemiskinan, yakni penyakit fisik dan mental yang tak kunjung membaik dan harapan sembuh begitu nihil.

Hingga pada akhirnya membuatku sadar bahwa penderitaan memiliki berbagai rupa di mana cara masing-masing kita memandang rupa tersebutlah yang membedakan antara satu manusia dengan manusia lainnya; antara yang waras dan tidak waras.

Meski ya-tentu saja, berbagai rupa di sini adalah nyata; kemiskinan yang tak kunjung berubah, penyakit fisik dan mental yang tak kunjung sembuh. 

Semua hal tersebut nyata terjadi pada diri kita dan rupanya akan terlihat berbeda di masing-masing pasang mata dan pemikiran apakah ia waras sesuai jalurnya atau tidak waras tidak sesuai jalurnya.

Maka perlu untuk bergerak dengan tubuh dan pikiran yang selaras agar segalanya mendekati ekspetasi yang telah kita bangun jauh-jauh hari; bertahun lamanya hingga ia hampir terlupakan oleh keadaan dan kondisi, sesuatu yang kita pikir benar.

Apakah dengan begitu pada akhirnya penderitaan bisa terhenti sebelum sampai ke ujung?

Aku harap demikian meski kenyataannya terlalu banyak harapan berarti semakin banyak penderitaan tak terlihat yang menanti.

Lalu apa sebenarnya yang ingin kukatakan ?

Pada dasarnya waktu bergulir, hari berlalu, bulan dan tahun berganti: aku tetap menderita dengan segala persepsi dan perspektifku yang kuletakan di atas apa yang terjadi pada diriku; kesehatan psikisku yang sedang masa perawatan, lalu ditambah pekerjaan yang tak kunjung kutemukan.

Hingga jadilah aku menghibur diri dengan menulis, meski nyatanya penderitaanku tidak berkurang kecuali sedikit saja.

Jadi, aku berhenti mempermasalahkan; mencemaskan segala yang menimpaku; segala yang mendera agar aku memulai langkah menuju perubahan sebelum sampai di ujung dasar penderitaan; penyesalan tiada henti.

Rumah Kakak, Mei 2023

Komentar

Postingan Populer