LEMBARAN KELIMA

Hi, pembaca yang tak kenal dan kukenali.

Ini adalah lembaran kelima untuk kau menemukan aku di dalam kepalaku yang rumit.

Kelima adalah lembaran pertunjukan untuk sebuah kegelisahan atau keresahan baru-jauh berbeda dari keempat lembaran sebelumnya-yang sangat tampak. 

Seperti pagi ini saat selimut belum kulipat karena hatiku gamang begitu saja lalu kuputuskan untuk menulis sebuah paragraf pendek yang berbunyi :

"Kau tahu, aku tak bisa memaksa-selalu ada koreksi dari pikiranku dan itu membuatku seperti seorang manipulator handal-tidak, bukan itu, hanya saja intuisiku adalah navigator utama perjalananku.

Maka segala petunjuk berasal darinya meski ia bukanlah Tuhan-kusebut ia tangan Tuhan.

Maka maafkan aku jika suatu hari keadaan berubah-maksud terhenti, kesanggupan menjadi tak mau dan segala keinginan lalu terbakar."

Aku tidak tahu-otakku kosong dan beku, namun aku lebih menyukainya ketika momen di mana ia terisi sesuatu yang aku sebut intuisi; dunia ajaib dan magis yang datang sesekali tanpa sadar dan diundang.

Sialnya aku selalu memandang ia sebagai tamu yang agung dan perlu kujamu, bahkan kutuliskan segala mantra yang keluar dari mulutnya.

Pada dasarnya permulaan segala ini berasal dari bahwa aku telah memutuskan untuk menjalin kasih kembali dengan seseorang nun jauh di sana-pulau Jawa yang asing di mata, namun tidak di telinga.

Setelah bercengkrama hampir semalaman penuh, aku bangun dengan sebuah bisikan abstrak di kepalaku. Lalu kutuliskan ia di mana kepalaku adalah alarm dengan waktu berupa kalimat-kalimat baru yang berkunjung secara tiba-tiba.

Kesimpulannya adalah aku melihat bahwa intuisiku serupa kalimat abstrak yang keluar dari dasar-dasar pertanyaan seperti :

"Mengapa aku bersama orang ini?"

"Apa yang aneh atau kurang dari orang ini?"

"Apa yang pantas dipertimbangkan atau diperhitungkan dari orang ini?"

Ya, pertanyaan-pertanyaan dasar seperti itu yang menyelimuti paragraf-bisikan dari intuisiku-di atas bertengger di pikiranku.

Terimakasih telah membaca, kekataku habis di sini, sampai bertemu di keresahan berikutnya; aku yang masih ingin mengulas.

Kamar sempit, 19 Juni 2023

Komentar

Postingan Populer