LEMBARAN PERTAMA

Hi, pembaca yang tak kenal dan kukenali. 

Ini adalah lembaran pertama untuk kau menemukan aku di dalam kepalaku yang rumit.

Pertama-tama aku ingin bilang bahwa telah banyak puisi, prosais, katarsis; segala ide-ide dari kepalaku yang bertebaran-sengaja kubiarkan mengalir di tempat entah manapun-aku yang tidak ingin menyebutkannya, biar kau penasaran, biar kau mau mencari itu.

Namun tetap saja dadaku masih menyimpan resah-pikiran yang berkeluh kesah setiap hari; aku bangun dengan keluh kesah dan menuju tidur dengan keresahan menyelimuti.

Maka di suatu siang yang gersang saat ibuku tengah menggali ubi jalar di kebun miliknya, aku duduk di atas batang kayu dan mulai menuliskan segalanya tersebut di sini.

Aku merasa seolah-olah terpisah dengan dunia dan segala yang bertebaran di dalamnya, seperti ia tidak kukenali-mungkin kecuali diriku saja.

Di mana kepalaku seperti memiliki dunianya sendiri sehingga saat aku ingin beralih ke dunia realitas manusia, aku akan menemukan luka-luka dan kesedihan- kesedihan yang kutanggalkan sebentar itu tampak memandangku lalu mengumpatku diam-diam; keberadaannya yang nyata.

Kesimpulannya adalah kesedihan dan luka menjadi tempat di mana diriku eksis dan entitasnya sebagai manusia tunggal terakui adanya-keberadaannya yang ringkih.

Sukar dipahami memang jika saja kau belum luka terlalu parah dan sedih berkepanjan- gan sepertiku. Meski begitu aku tetap berharap nuranimu menggeliat dan nalarmu liar menjajaki huruf demi huruf yang kusuguhkan di sini.

Terimakasih sudah membaca-kekataku habis di sini, biar kita bertemu di lembaran berikutnya; aku yang masih ingin menulis.

Kamar sempit, 10 Juni 2023

Komentar

Postingan Populer